Cepat, Lugas dan Berimbang

Festival Lokal Komunitas belajar.id 2022 Tingkat Kabupaten Manggarai Bareng Guru Penggerak

Ruteng, infopertama.com – Guru penggerak dan Komunitas belajar.id menggelar ‘Festival Lokal Komunitas belajar.id 2022’ tingkat Kab. Manggarai, Nusa Tenggara Timur dengan mengikutkan ratusan guru, mulai dari jenjang pendidikan Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA). Festival Lokal Komunitas belajar.id berlangsung di Aula Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga, pada Senin 21 November 2022.

Kegiatan yang mengusung tema ‘Manggarai Bangkit Bersama belajar. id’ ini juga hadirkan tiga pembicara utama. Di antaranya adalah RD Marten Jenarut Pr selaku Ketua komisi JPIC Keuskupan Ruteng, Veronicus Cornelis Apolos Littik selaku Co-Kapten belajar.id Kab. Manggarai dan Danar Wulan selaku Google Master Trainer.

Mario Kurniawan selaku Ketua Panitia kegiatan Festival Lokal Komunitas belajar.id yang juga menjabat sebagai Koordinator guru penggerak Kab. Manggarai kepada awak media menyebutkan beberapa tujuan dari kegiatan tersebut.

Pertama, melaksanakan kegiatan Lokal Komunitas belajar.id 2022 tersebut untuk mengaktivasi akun belajar.id tentang bagaimana pemanfaatan akun belajar.id itu sendiri.

Di dashboard, kata Mario, untuk aktivasi belajar akun id tingkat Kabupaten Manggarai masih sangat rendah sekali.

“Artinya, dari kementrian sudah memberikan ruang seperti akun belajar.id, akan tetapi masih banyak sekolah yang belum benar-benar memanfaatkannya,” ujar Mario.

Kedua, pelaksanaan kegiatan ini juga bertolak dari adanya fakta bahwa di lapangan sebetulnya ada banyak chromebook yang pemerintah sudah berikan. Namun, sejauh ini, tidak semua sekolah di Manggarai memanfaatkan chromebook itu dalam pembelajaran di kelas.

“Di sini kita melihat bahwa chromebook itu hanya gunakan pada saat asesmen saja. Dan setelah asesmen, langsung simpan di dalam lemari,” cetusnya.

Ketiga, kegiatan ini juga bertujuan agar dapat menggerakan teman-teman lain supaya lebih mengoptimalisasi pemanfaatan akun belajar.id dan juga chromebook.

“Makanya penerima chromebook juga kita undang hari ini dan juga teman-teman yang sudah menerapkan akun belajar.id sehingga bisa saling menggerakkan,” imbuhnya.

Lebih lanjut, saat sentil terkait sasaran kegiatan, Mario menjelaskan bahwa sasaran dari kegiatan tersebut adalah para guru dan tenaga pendidikan, terutama sekolah-sekolah yang mendapat bantuan chromebook.

“Dan kegiatan ini kita lakukan 1 hari. Untuk peserta yang tergabung dalam kegiatan ini mulai dari jenjang SD, SMP dan SMA. Walaupun SMA bukan garis kordinasi dengan Dinas PPO Kabupaten Manggarai namun kita sudah melakukan kordinasi dengan pengawas dengan jenjang SMA. Dan total peserta yang hadir ini sebanyak 175 orang,” ungkap Mario.

Mengakhiri pembicaraannya, Mario menyampaikan harapannya agar bapa,-ibu yang suda mengikuti kegiatan ini bisa lebih mengoptimalisasi pemanfaatan akun belajaran.id dan juga chromebook yang ada di sekolahnya masing-masing sembari menyampaikam kesiapannya untuk melakukan pendampingngan manakala ada sekolah-sekolah yang ingin membutuhkan pendampingan

“Nanti kita juga akan melakukan kegiatan yang lebih besar lagi dan bisa mendatangkan teman-teman dari beberapa sekolah. Di samping itu, kita sebagai komunitas guru penggerak dan belajar.id siap untuk melakukan pendampingan manakala ada sekolah-sekolah yang membutuhkan pendampingan terkait dengan mengoptimalisasi akun belajar dan juga chromebook. Intinya kita selalu siap,” tutupnya.

Sementara itu, di hadapan peserta kegiatan, RD Marten Jenarut, Pr selaku ketua JPIC Keuskupan Ruteng dalam materinya tentang ‘Pemenuhan Hak Anak’ menyentil tentang persoalan trend yang seringkali terlihat di lingkungan sekolah.

Dikatakanya, salah satu persoalan yang paling trend dalam lingkungan sekolah saat ini adalah menyangkut perundungan atau bully.

Festival Lokal Komunitas belajar.id
RD Marten Jenarut (Jivansi)

Persoalan bully ini, kata RD Marten Jenarut, terjadi misalnya oleh guru terhadap siswa, atau kaka kelas terhadap adik kelas. Ataupun juga oleh yang paling besar badannya terhadap yang paling kecil.

“Dan kalau omong bentuk bully inikan, yaitu verba, fisik termasuk juga relasional. Relasional yang dimaksudkan, seperti halnya pengelompokan; di mana kelompok anak kota beda dengan anak kampung ataupun anak yang cacat dijauhkan atau dibedakan dengan anak yang lahir secara normal pada umumnya,” ungkap RD Marten Jenarut.

“Dan indikasi dari bully ini juga bisa diketahui ketika mulai bermunculan kelompok-kelompok geng dalam lingkungan sekolah,” sambungnya.

Lebih lanjut, RD Marten Jenarut menyampaikan harapannya kepada ratusan guru penggerak yang hadir dalam kegiatan tersebut agar tidak menjadi pelaku Bully terhadap para siswa yang ada di sekolahnya. Di samping itu, mengharapkan para guru penggerak yang hadir untuk peka mengidentifikasi dinamika yang terjadi di antara siswa yang di sekolah.

Kepekaan sebagai seorang guru, kata RD Marten, sangatlah penting agar tidak ada kelompok geng di sekolah. Dan juga, bully antar siswa itu tidak ada.

“Jadi, semua itu mesti diperhatikan karena dampak dari bully ini tidak hanya fisik. Tetapi juga pada depresi. Dan itu bisa mengganggu prestasi belajar dari siswa,” ujarnya.

Ikuti infopertama.com di Google Berita dan WhatsApp Chanel 

Â