LEMBOR, infopertama.com – Festival Budaya dan Religi Paroki Santa Familia Wae Nakeng 2025 berlangsung meriah selama tiga hari, mulai 29 hingga 31 Mei.
Halaman serbaguna paroki menjadi pusat kegiatan yang menyatukan nilai iman dan budaya dengan tema “Merajut Persaudaraan dalam Semangat Sinodalitas.”
Festival ini menampilkan pertunjukan seni budaya, drama lokal, pameran UMKM, hingga perarakan patung Bunda Maria yang menjadi ikon religius utama dalam kegiatan tersebut.
Partisipasi Umat dan Lintas Agama Jadi Sorotan
Pastor Vikaris Paroki Santa Familia, RD. Leonardus Liberto Mere, menegaskan bahwa festival ini mendukung Tahun Pastoral Keuskupan Labuan Bajo, khususnya Tata Kelola Partisipatif.
Ia mengajak seluruh umat untuk terlibat aktif dalam kegiatan menggereja.
Baca Juga: Pameran Festival Golo Curu
“Kami ingin umat berpartisipasi penuh, bukan hanya sebagai penonton, tapi pelaku dalam setiap kegiatan gereja, termasuk festival ini,” ujar RD. Leonardus.
Tak hanya umat Katolik, panitia juga mengajak komunitas GMIT dan Muslim untuk berkolaborasi. Kolaborasi lintas agama ini mencerminkan semangat sinodalitas yang mendorong dialog, keterlibatan, dan kebersamaan dalam keberagaman.
Pentas Seni dan Budaya Angkat Warisan Lokal
Festival tahun ini menampilkan beragam atraksi budaya, seperti tarian mbata dan rangkuk alu, serta drama rakyat lokal.
Para siswa dari SD, SMP, hingga SMA ikut ambil bagian dalam panggung seni, menjadikan festival ini ruang ekspresi yang inklusif bagi generasi muda.
Ketua Panitia, Chresentia Setia, menyebutkan bahwa kegiatan ini rutin dilaksanakan setiap tahun sejak empat tahun lalu.
Baca Juga: Untuk Meracik Kopi, Gubernur NTT Biayai Siswa SMK Sadar Wisata ke Luar Negeri
“Festival tahun ini berbeda karena melibatkan partisipasi lebih luas dan menghadirkan cerita rakyat serta seni lokal yang memperkuat identitas budaya,” ungkap Chresentia.
UMKM Tumbuh Bersama Semangat Persaudaraan
Sektor ekonomi kreatif menjadi bagian tak terpisahkan dari festival ini. Ketua Seksi UMKM, Sony Juru, menjelaskan bahwa sebanyak 19 UMKM terlibat, termasuk dari lintas wilayah seperti Ruteng, dan dari komunitas lintas agama.
“Tahun ini UMKM berkembang pesat, tidak hanya dari sisi jumlah tapi juga ragam produknya. Ada kuliner, jamu tradisional, hingga kerajinan tangan,” jelas Sony.
Baca Juga: Pengembangan PLTP Poco Leok
Ia menekankan bahwa festival bukan ajang mencari keuntungan, tetapi sarana mendorong pengembangan UMKM di Lembor.
“Kami hanya ambil 10 persen dari hasil penjualan untuk panitia. Tujuan utama kami adalah mendukung pelaku usaha mikro” tutupnya.
Apresiasi dari Pelaku UMKM
Salah satu peserta UMKM dari Ruteng, Ricard Jundu, menyampaikan rasa terima kasih atas keterlibatan mereka dalam festival ini.
Ia menilai gereja telah memberikan ruang nyata untuk pemberdayaan ekonomi dan pengembangan bakat kaum muda.
“Kami bersyukur diundang ke festival ini. Selain mendukung UMKM, kegiatan ini juga memberi panggung bagi anak-anak dan OMK untuk berekspresi melalui seni,” jelas Richard.
Merayakan Iman, Budaya, dan Kebersamaan
Festival Budaya dan Religi Santa Familia Wae Nakeng 2025 menjadi cerminan keberhasilan sinergi antara gereja, masyarakat, pelaku UMKM, dan lintas agama.
Semua pihak bersatu dalam semangat kebersamaan untuk merayakan iman dan budaya lokal secara harmonis.
Ikuti infopertama.com di Google Berita dan WhatsApp Chanel