Cepat, Lugas dan Berimbang

Demi Perluasan PLTP Ulumbu, PLN Catut Lembaga Gereja ke Masyarakat

Ia mengaku pihak PLN yang menginisiasi dan mengundang pihaknya hanya untuk mengikuti sosialisasi, bukan konsultasi.

Saat sosialisasi juga, kat dia JPIC OFM menyatakan sikap untuk menolak rencana perluasan PLTP Ulumbu.

“Tidak benar itu, tidak ada konsultasi dengan kami. Beda sosialisasi dengan konsultasi. Untuk konsultasi, tidak ada. Itu kebohongan mereka” katanya kepada infopertama.

“JPIC OFM selalu ada bersama masyarakat di Poco Leok dalam hal pengembangan Geotermal itu. Kami sudah ke sana, ketemu dengan warga, tua adat. Sikap JPIC OFM di sana berpihak kepada masyarakat, yang di satu sisi sudah menjadi korban terutama mereka yang sudah di Wewo. Dan juga, calon masyarakat yang menjadi korban,” tambahnya.

PLN Ingkar Janji

Alasan penolakan kata Pastor Fridus, karena hasil advokasi JPIC OFM, banyak janji PLN kepada masyarakat sekitar PLTP Ulumbu yang mereka tidak penuhi.

“Terkait dengan janji-janji yang mereka sampaikan oleh perusahan, baik janji penerangan, lapangan pekerjaan, janji listrik cuma-cuma. Di satu sisi kita melihat itu sebenarnya alibi dari perusahan untuk membohongi masyarakat,” ujarnya.

“Dan itu sudah jelas ada buktinya terhadap masyarakat di Damu. Dan, orang yang bekerja di sana juga tidak ada orang Damu,” tambahnya.

Selain itu, terkait listrik. Informasi yang JPIC peroleh, kata dia di Damu masih ada 40 Kepala Keluarga yang belum dialiri listrik. Lalu ada yang punya listrik, itupun mereka beli, bukan dihadiahkan oleh PLTP Ulumbu.

Kehadiran PLTP Ulumbu juga dinilai akan memicu konflik di tengah masyarakat, sudah ada pro dan kontra. Sebelum hadirnya perluasan PLTP Ulumbu, kondisi di tengah masyarakat baik-baik saja.

Pastor Fridus juga menyoroti terkait lingkungan hidup. Ruang hidup masyarakat, tanah milik warga, potensi bencana ke depan, lalu terkait juga potensi pencemaran lingkungan.

Yang paling penting juga kata dia aspek ekologis. Selama ini cara pandang kita masih seputar antroposentris, artinya demi manusia saja. Tidak pernah memikirkan alam itu sendiri yang selalu menopang kehidupan manusia.

“Kalaupun suatu saat warga Poco Leok terima semua, JPIC tetap berjuang karena di sana ada pohon, tanaman, udara dan lain-lain,” tegasnya.

“Kita juga harus membuka mata dengan kehancuran akibat kehadiran Geotermal itu yah. Yang paling dekat itu di Mataloko, atau di Damu itu, seng rumah yang cepat karat,” tutupnya.

Hanya Diskusi bukan Konsultasi

Ikuti infopertama.com di Google Berita dan WhatsApp Chanel