Cepat, Lugas dan Berimbang

Bagian II Poin 3 Tanggapan PLN soal Pengembangan Geothermal PLTP Poco Leok

Pengembangan Geothermal
Lokasi PLTP Ulumbu di Desa Wewo, Kecamatan Satar Mese, Kabupaten Manggarai yang berdekatan dengan pemukiman warga. (Foto: dok. JATAM)

Ruteng, infopertama.com – PT PLN (Persero) secara resmi memberikan tanggapan atas curhat Warga Poco Leok terkait proyek pengembangan Geothermal PLTP Ulumbu titik 5-6 Poco Leok, Kecamatan Satar Mese, Manggarai.

Berikut salinan tanggapan PT PLN yang infopertama.com peroleh terkait mengenai Cerita Horor dari Mataloko sesuai video dalam chanel YouTube Herymanto_Aquino.

Pertama, Apa yang disampaikan dalam video adalah tidak benar, karena sampai dengan saat ini di Mataloko sudah mulai dilakukan pekerjaan Pembangunan PLTP.

Kedua, Kegiatan Pengadaan Lahan di lima desa telah selesai (Desa Ulubelang, Desa Radabada, Desa Dadawea, Desa Tiwutoda dan Desa Wogo, Kecamatan Golewa, Kabupaten Ngada).

Ketiga, Kegiatan pemasangan patok disertakan dengan pelaksanaan upacara adat “goes ngusu jura lange” yang disaksikan oleh seluruh anggota Sa’O yang terkait (dokumentasi video tersedia).

Empat, Masyarakat sangat puas dengan kuantum ganti rugi tanah dan tanaman yang berdasarkan NPW (nilai penggantian wajar).

Lima, Rata-rata porsi ganti rugi tanaman disimpan oleh anggota Sa’o yang menggarap lahan Sa’O yang dibebaskan, sedangkan porsi gantirugi lahan disetor ke Sa’O masing-masing demi kepentingan kolektif (antara lain perbaikan Rumah Sa’O / Adat). Sebagian dari porsi ganti rugi lahan dapat dimanfaatkan untuk membeli lahan ganti untuk kepentingan warisan kepada generasi berikut.

Neka rabo – video yang dishooting oleh tim JPIC-SVD tidak pernah menceritakan kenyataan tersebut. Mohon menjadi perhatian bahwa proses jual-beli tanah di Mataloko telah sesuai dengan ketentuan adat setempat.

Keterangan sebenarnya (oleh DitJen EBTKE, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Republik Indonesia)

Kenapa “blow-out” atau sembutan liar terjadi di Mataloko? Menurut PLN hal itu karena salah prosedur penanganan dan alat kurang memadai.

Menurut statistik Pemboran Panas Bumi (DitJen EBTKE – Kementerian ESDM RI) : Satu (1) insiden semburan liar yang tidak terkendali, yaitu di Mataloko, sementara data tersedia dari sumur yang telah dibor sejak tahun 2011, dimana total 242 pemboran sumur geothermal tidak mengalami kejadian semburan liar yang tidak terkendali.

Penyebab semburan liar (blow out) di Mataloko, Sumur MT-1 secara umum karena prosedur penanganan yang tidak sesuai standar, yaitu:

Satu, Injeksi air tidak dilakukan pada saat proses pencabutan peralatan, seharusnya tetap injeksikan air agar lubang tetap dingin.

Dua, Pada saat sebelum kejadian, blow-out preventer (BOP) tidak/belum terinstal.

Tiga, Pada saat semburan liar terjadi, tindakan yang dilakukan malah memutus koneksi pipa pemboran, sehingga akibatnya tidak bisa mengalirkan air dingin ke bawah untuk mengontrol semburan.

Empat, Dalam kondisi panic, langsung menutup katup, sehingga semburan uap malah mencari jalan lain dan mengalir ke tanah warga sekitar sumur.

Langkah-langkah penanggulangan masalah yang telah diambil oleh PLN setelah kejadian “blow-out”.

i) PLN telah melaksanakan sterilasi area di lokasi terjadinya “blow-out”, kemudian dilakukan “plugging” / penutupan wellpad dengan concrete.

ii) PLN mengalirkan lumpur menuju kolam penampungan untuk melokalisir dengan membangun pagar dan menempatkan tim pengawas untuk memonitoring kondisinya.

iii) PLN telah bertanggungjawab dengan memberikan kompensasi terhadap lahan masyarakat yang terdampak semburan liar.

iv) Dalam hal mengantisipasi kejadian blow out, PLN telah dan akan :
a. Menyesuaikan desain sumur secara lebih hati-hati dengan mempertimbangkan kejadian yang pernah ada
b. Menggunakan peralatan dengan teknologi yang memadai dan sesuai standar, seperti blow-out preventer dan mesin-mesin pompa
c. Memastikan prosedur monitoring kondisi pemboran berjalan sesuai standard dan ketersediaan air sebagai media pendingin sumur selalu cukup memadai.

Kesimpulan:
i) Secara statistik- kemungkinan sangat kecil akan terjadi / terulang.
ii) Penyebab kejadian karena human error, ketidakstandaran peralatan dan metode penanganan

iii) Kesalahan teknis tidak akan terulang / akan dicegah. Dilakukan kontrol kondisi lubang bor/sumur geothermal yang baik:
1. Sistem sirkulasi air yang baik dan memadai (jumlah debit air cukup, sistem distribusi air memadai dan sesuai standar).
2. Blow-out preventer (BOP) yang sesuai standar.
3. Adanya system plug semen dan casing yang melindungi.

Video YouTube yang jadi bahan Tanggapan PLN

Ikuti infopertama.com di Google Berita dan WhatsApp Chanel