Cepat, Lugas dan Berimbang

Revitalisasi Bahasa Daerah di NTT, AHP Ajak Pemda Suport Penuh

Revitalisasi Bahasa Daerah
Andre Hugo Pareira dalam sosialisasi revitalisasi bahasa daerah di NTT yang berlangsung di Aula Hotel Spring Hill, Ruteng, Rabu, 5 April 2023. (Foto: infopertama.com/Melky Sobe)
Peta-Bahasa-Daerah-di-Indonesia
20230405_132444
20230405_153843

Ruteng, infopertama.com – Jumlah bahasa daerah di Indonesia yang tersebar dari Sabang sampai Merauke jumlahnya sangat banyak. Menurut data kemendikbudristek, bahwa jumlah temuan bahasa daerah di Indonesia tersebut berdasar dari pengamatan yang di 2.560 daerah. Sedangkan bila mengacu berdasarkan akumulasi persebaran bahasa daerah per provinsi, ternyata Indonesia tercatat memiliki 718 bahasa daerah.

Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) juga merupakan satu dari 12 provinsi yang menjadi target revitalisasi bahasa daerah tahun 2023. Dari jumlah bahasa daerah di Indonesia, 72 di antaranya ada di provinsi NTT.

Kepala Kantor Bahasa Nusa Tenggara Timur, Elis Setiati, mengatakan ada tujuh bahasa yang jadi fokus revitalisasi bahasa daerah yang ada di NTT saat ini. Elis Setiati menyampaikan hal ini dalam giat Sosialisasi Program Pembinaan Literasi Generasi Muda di Ruteng, Kab. Manggarai, NTT yang berlangsung di Hotel Spring Hill, Rabu, 5 April 2023.

Elis menyebut, kelima bahasa daerah NTT yang menjadi target revitalisasi berasal dari 11 kabupaten dan kota, yaitu bahasa Dawan di Kabupaten Kupang, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), dan Kota Kupang. Bahasa Manggarai di Kabupaten Manggarai Barat, Kabupaten Manggarai, dan Kabupaten Manggarai Timur; bahasa Kambera di Kabupaten Sumba Timur dan Kabupaten Sumba Tengah; dan bahasa Abui di Kabupaten Rote Ndao dan Kabupaten Alor bahasa Adan dan Kabola.

Jumlah Penutur Muda Berkurang

Soal pemilihan tujuh bahasa daerah ini, Elis Setiati menuturkan alasanya bahwa jumlah penutur muda dari ketujuh bahasa daerah tersebut semakin berkurang. Menurutnya, kondisi ini menandakan bahwa bahasa daerah ini sedang tidak baik-baik saja.

“Dalam revitalisasi bahasa ini salah satunya bahasa Manggarai. Pemilihan tujuh bahasa itu, termasuk bahasa Manggarai karena kita melihat bahasa itu yang tersebar banyak, yang penuturnya juga banyak. Namun, meskipun penuturnya banyak dari kabupaten satu dengan kabupaten lainnya menggunakan bahasa yang besar (Sama), tapi penutur mudanya tidak aktif. Itu yang yang menyebabkan kondisinya tidak baik-baik saja.”

Ikuti infopertama.com di Google Berita dan WhatsApp Chanel 

Â