Ruteng, infopertama.com – Pesta Sambut Baru atau Komuni Pertama dalam tradisi gereja Katolik di Stasi Lungar, Paroki Ponggeok, kecamatan Satar Mese, Manggarai, berujung ricuh.
Kasianus Pan, warga Lungar diserang oleh tujuh (7) orang tak diundang di tempat pesta. Tak hanya Kasianus, rumah milik adik Kasianus, Wilhemus Tambur juga jadi sasaran amukan tamu tak diundang tersebut, pada Minggu, 15 Oktober 2023 malam.
Atas kejadian itu, Kasianus lantas melaporkan ketujuh orang tersebut ke Polsek Satar Mese, kecamatan Satar Mese, Senin, (16/10/2023).
Kronologi Penyerangan
Ditemui di Polsek Satar Mese, Kasianus menyampaikan kronologi kejadian penyerangan kepadanya dan kelurga.
Menurut Kasianus, ia dan keluarganya kumpul di rumah adiknya, Wilhelmus di kampung Lungar. Saat itu, sedang pesta sambut baru (Komuni Pertama) dari ponakannya, anak Wilhemus.
Di rumah Wilhelmus, Kasianus dan beberapa orang lain asyik bercerita. Termasuk dengan Kampi Jebarus, salah satu terduga pelaku penyerangan.
Demikian Kasianus, banyak hal yang mereka bicarakan saat moment kumpul keluarga di rumah Wilhemus. Namun, entah karena apa, Kampi Jebarus tetiba marah dan mulai mengancam.
“Kampi Jebarus menaikan tensi pembicaraannya dengan nada mengancam. Kemudian ada yang memukul tiang listrik yang selama ini sebagai kode untuk mengumpulkan massa.” Beber Kasianus Menjelaskan.
Setelah mendengar bunyi tiang listrik, beberapa orang dari Kampung Tere datang ke Lokasi. Di lokasi, Kampi Jebarus dan warga kampung Tere itu kemudian menyerang saya dan rumah adik saya tempat berlangsungnya pesta syukuran Sambut Baru.
Situasi mencekam saat itu, karena Kampianus Jebarus dan teman-temannya secara brutal ingin mencari Kasianus Pan dan Wilhemus di rumah pesta.
“Mereka ingin masuk ke rumah dan saya menghadang mereka masuk. Yang masuk ke rumah adik saya bernama Kampianus Jebarus,” jelas Kasianus Pan.
Selanjutnya, kisah Kasianus, karena tidak bisa masuk rumah, mereka lalu merusakkan jendela dan melempari rumah Wilhemus dengan batu hingga seng atap bolong.

“Mereka tidak bisa masuk karena saya menghadang di depan pintu rumah adik saya. Karena tidak boleh masuk, mereka lantas menendang jendela dan melempar rumah adik saya dengan batu,” pungkas Kasianus Pan.
Menurut Kasianus, Kampi Jebarus dan warga Tere yang menyerang rumah tidak diundang untuk mengikuti pesta sambut baru tersebut.

Kampi Jebarus dan kawan-kawan, lanjut Kasianus bahwa setelah melakukan aksi penyerangan itu langsung ke rumah RT desa Lungar. Dan, pada malam itu juga Kasianus Pan diminta agar menghadap ke rumah RT.
“Setelah kejadian penyerangan Kampianus dan kawan-kawannya, saya bingung kenapa RT desa Lungar memanggil saya. Padahal situasinya sangat panas sekali. Saya tidak mengahadap ke rumah RT pak, karena saya tahu Kampianus Jebarus dan kawan-kawannya berada di rumah RT,” ungkap Kasianus Pan.
Tidak menghadap pada malam hari kejadian, ketua RT juga meminta Kasianus agar bisa menghadap pada pagi harinya ke rumah RT. Tetapi Kasianus Pan lebih memilih untuk melaporkan kejadian penyerangan yang menimpanya bersama keluarga ke Polsek Satar Mese.

“Saya tidak mengetahui untuk apa mereka memanggil saya. Saya takut untuk keluar malam. Pada pagi hari mereka memanggil saya ke rumah RT, tapi saya lebih memilih ke Polsek Satar Mese untuk melaporkan pengeroyokan kepada saya. Dan juga, karena Kampianus Jebarus dan kawan-kawan menyerang rumah adik saya, Wilhelmus.
Adapun para pelaku penyerangan dan pengerusakan di rumah Wilhelmus merupakan warga dari dua kampung. Di antaranya Kampi Jebarus, Heri Angkur dan Egin Jeradut dari Kampung Lungar. Kemudian Fredi Dunan, Narsi Juman, Yohan Kokang, Afri Sadun, Ferdinandis Jonggang, Yones Guna Hilarius Alfandi, Valdi Arsen, dan Sintus beradal dari Kampung Tere, desa Mocok, Kecamatan Satar Mese.
Ikuti infopertama.com di Google Berita dan WhatsApp Chanel




