Ruteng, infopertama.com – Menautkan secara eksplisit Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) pada Merdeka Belajar Kurikulum Merdeka (MBKM) merupakan upaya cerdas pemerintah untuk mencegah penyebaran paham radikalisme di sekolah-sekolah di Indonesia.
Dosen Unika St. Paulus Ruteng mengutarakan pernyataan ini pada sesi seminar oleh Prodi PGSD (Sabtu, 14/05/2022) dengan tajuk: “Membangun Pembelajaran yang Kontekstual dan Inspiratif Pasca Pandemi Covid-19”.
Penyelenggaraan seminar dalam rangka merayakan hari Pendidikan Nasional dan Kebangkitan Nasional ini, hadiri oleh 250 peserta. Baik dari kalangan mahasiswa, dosen, para guru dan pensiunan guru di Manggarai Raya.
Hadir juga pemateri lain dalam seminar ini, yakni Drs. Eliterius Senen, M.Pd.
Dalam makalah berjudul: “Meladeni Tantangan Pasca Pandemi dan Revolusi 4.0 dengan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dalam Merdeka Belajar Kurikulum Merdeka, Mantovanny menegaskan, Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila menjadi bagian kegiatan ko-kurikuler di sekolah. Menjadi kegiatan pembelajaran tersendiri, tidak gabung dengan kegiatan intrakurikuler (penguasan akademik) dan ekstrakurikuler (pengembangan minat dan bakat).
Kebijakan ini pemerintah ambil dalam struktur kurikulum baru. Tujuannya agar selain literasi dan numerasi, karakter peserta didik juga harus mendapat porsi lebih banyak dan seimbang.
Pada kurikulum sebelumnya, isu penguatan karakter Pancasila sematkan atau ‘nebeng’ pada kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler. Namun dalam MBKM, isu mengenai pentingnya penguatan profil pelajar Pancasila menjadi bagian tersendiri dalam kurikulum dan ekosistem pembelajaran di sekolah.
Rasional Kebijakan Kurikulum Baru
Ikuti infopertama.com di Google Berita dan WhatsApp Chanel